Tiga Filosofi Hidup Ki Hadjar Dewantara




Tiga Filosofi Hidup Ki Hadjar Dewantara



 “ Bila engkau melihat anak bangsa, lihatlah sebagaimana mawar. Jika engkau melihat mawar, janganlah engkau pandang durinya, sebab jika engkau pandang durinya, engkau akan membayangkan tempat sampah dan lubang pembakarannya maka lihatlah mawarnya… Dan jika engkau melihat mawarnya maka engkau akan menjadi penjaga taman” (Ki Hadjar Dewantara).

Ki Hadjar Dewantara… adalah sosok yang mulai menghiasi isi kepala saya semenjak saya mengikuti mata kuliah ketamansiswaan. Darinya, saya mendapatkan banyak pelajaran berharga walau hanya lewat cerita para dosen.  Ya… dan yang paling membuat saya terkesan adalah filosofi hidup dari Ki Hadjar Dewantara. Filosofi  tersebut adalah opor bebek mateng saka awake dewek, tirulah hidup cicak, dan numpak motor mbrebes mili. 


Opor bebek mateng saka awake dewek mengandung arti bahwa bebek itu ketika dimasak akan matang dan mengeluarkan minyak sendiri tanpa mengandalkan minyak ataupun margarin. Hal tersebut mengajarkan kita untuk berjuang mendapatkan apa yang menjadi tujuan hidup kita tanpa mengandalkan/ mengharapkan pertolongan oranglain. Akan tetapi jika ada orang-orang yang ingin menolong  kita, kita boleh saja menerimanya dengan senang hati asalkan pertolongan itu tanpa tidak merampas kebebasan serta kemerdekaan kita.

Sedangkan tirulah hidup cicak memiliki arti bahwa kita dianjurkan untuk hidup seperti cicak. Para cicak tahu bahwa dimana ada sinar cahaya, disitulah ada makanan yang dapat mereka makan seperti nyamuk, laron dan lain sebagainya. Mereka benar-benar tahu bagaimana memanfaatkan kesempatan dan keadaan yang ada. Kita sebagai manusia harus tahu bagaimana cara untuk memanfaatkan kesempatan yang ada untuk hidup.

Kemudian, numpak motor mbrebes mili mengandung arti bahwa diluaran sana banyak orang yang mengejar gengsi namun hatinya menjerit, contohnya ada orang yang dapat menunggangi motor tetapi mereka harus mencicilnya secara rutin karena mereka masih dalam tahap memampukan diri (saya termasuk donk? masih memampukan diri pakai motor orangtua yang mungkin saja juga kriditan) bahkan kadang-kadang mereka tidak punya uang untuk membayarnya. 

Ya…pesan yang dapat kita ambil adalah kita sebagai manusia seharusnya hidup apa adanya sesuai dengan kemampuan kita. Jika kita tidak punya, tak usah memaksakan ego. Rezeki dari Tuhan itu cukup untuk makhluknya, namun tak akan pernah cukup bagi orang orang yang memiliki gengsi berlebihan.


***
Ilustrasi: wikipedia


Komentar

Postingan Populer